Tebing Tinggi-Trisakti News:Anggota DPRD Abdurahman mengeluhkan tidak ada uang reses yang diberikan sekretariat DPRD Kota Tebing Tinggi padahal ia memiliki konstituen pemilih sebesar 873 suara sekecamatan Rambutan.
Abdurahman dari Partai Nasdem, saat reses mengungkapkan hal itu setidaknya di hadapan 10 orang rombongan sekretariat DPRD Kota Tebing Tinggi saat reses di salah satu rumah warga Lingkungan 3 Kelurahan Lalang, Kota Tebing Tinggi, Sabtu (30/8/2025)
Sekretariat membatasi memfasilitasi 100 orang kueh/nasi bungkus/kotak, sementara uang transport, tidak. Namun atas inisiatif Abdurahman mereka diberikan "ingot-ingot" berupa amplop berisi uang Rp 50.000.
Chairunisah SH lurah Kelurahan Lalang mengawali kata pembuka reses Anvgota DPRD Kota Tebing Tinggi Abdurahman S.Sos di
Lingkungan 3 rumah Ramadhan, dihadiri , Firman dari Dinas Sosial serta Staf, perwakilan PUPR, Haikal dan Syahril. Hal itu merupakan reses perdana pasca dilantik 16 September 2024, kata Abduraman.
Di Dapil 3 Kecamatan Rambutan 6 Anggota DPRD Kota TebingTinggi telah melaksanakan reses yaitu
Indra Gunawan di Kelurahan Mekar Sentosa, Marini di Kelurahan Karya Jaya, Sulaiman di Kelurahan Tanjung Marulak Ilir.
Waris di Rantau Laban
Fadli Umam di Tanjung Marulak, dan Abdurahman di Kelurahan Lalang.
Diawali paparan reses mengacu pada UU no 17 tahun 2014 dirubah no 22 tahun 2014 ttg tata cara reses. Reses dimaksudkan menjemput aspirasi masyarakat. Abdurahman
mempersilakan masyarakat menyampaikan unek unek tentang jalan, drainase, PIP, BPJS, UMKM dan lain-lain.
Interaktif dibuka oleh Sutrisno warga lk 4 kel Lalang memaparkan masalah tanggul samping rumah Pak Gianto belum rampung. Ingin memberikan masukan agar Abdurahman menjembatani. Sementara Razali Alwi warga lk 3 Kel. Lalang, masalah drainase lk 3 sudah tertutup . Tahun lalu sudah digambar dan diukur tapi tak dibangun. Seluruh lingkungan 3 merasakan kebanjiran.
Abdurahman mengakui masalah 1 km sejak dari kepling 13 tahun lalu tidak tuntas. Namun ia menjamin masuk Rp 300 juta untuk menyelesaikan itu di bulan September 2025 nanti. Dimulai dari pinggir Yos Sudarso bentuknya seperti kuali. Bulan 9 akan dieksekusi drainase di lingkungan 3. Razali menambahkan sejak Tahun 1981 parit di Yos Sudarso tak pernah dibersihkan sehingga airnya luber ke gang PP (lk3 kel.lalang). Dalam hal itu, Abdurahman membela, mobil Combi PUPR hanya satu sehingga saluran di gang PP belum dituntaskan dari tahun ke tahun. Wati warga lk 3 Kelurahan Lalang di Kota Tebing Tinggi, rumah kebanjiran juga mengeluh.
Lebih jauh Abdurahman membanggakan sudah 4 kali bangun tembok penahan tanah sesuai kemampuan APBD kota Tebing Tinggi lebih kurang Rp 600 Miliar, tahun ini akan dikucurkan.
Porsi yang paling banyak dibandingkan kelurahan lain di kota Tebing Tinggi.
Abdurahman mengatakan tembok penahan tanah itu diharap bisa menghempang datang air dari pondok 2 dan 3 perkebunan Rambutan. Sebab ada forklep dari perkebunan yang tak berfungsi. Namun RP 500 juta dari 2024 ke 2025 diteruskan direalisasikan lanjutan tembok penahan tanah ke lingkungan 3 bulan September. Kata Gianto hanya 10 Meter tak perlu anggaran sebesar itu. Jika demikian menurut Abdurahman bisa diswadayakan.
AKBP Purn. Pak Gamal memaparkan hal pengaspalan, tiang listrik mereng, kabel yang membahayakan. Parit jalan dengan perkebunan tahun 2011 belum pernah pemerintah kota menveraihkan melainkan perkebunan yang melakukan. Dari lingkungan 1 perkebunan melakukan pembersihan tapi pupr kota Tebing Tinggi tak pernah lakukan pembersihan. Setelah Mesjid Agung dibangun 3 meter ada disisakan 1 meter yang tersumbat pepohonan. Gamal kecewa atas dialihkannya pengaspalan ke jalan kantor statistik padahal jalan 100 meter di lingkungan 1 itu diabaikan.
Dijawab Rahman, pengaspalan akan diselesaikan bulan September, demikian tiang listrik, lampu jalan, dan normalisasi dari Jalan Gunung Dempo ke Kilang Padi Kamal 300 meter. Lampu Jalan sudah diupayakan 7 buah sudah diganti, tapi di Gang PP sudah terang. Masalah sertifikasi jalan di kota Tebing Tinggi kata Rahman ada
1046 ruas jalan, disertifikatkan hanya 30 saja selebihnya menyusul. Sehingga tahun 2024 ada Rp 2 Miliar anggaran tak terserap. Demikian juga tahun 2025 anggaran Rp 5 Miliar untuk jalan tak dapat dilaksanakan karena terhalang proses sertifikasi jalan. Hal Rutilahu 86 rumah aladin di Kelurahan Lalah telah dibantu melalui usulan Abdurahman. Jumlah itu cukup banyak, namun sekarang proses pengusulan bantuan rumah itu lebih detail, misalnya harus ditempati. Sekarang di Perkimtah, bukan lagi melalui Dinas Sosial, kata Rahman. (Asmi)
